------ story telling , by : jamur ------
Sebulan belakangan yang gue jalanin bukan merupakan sbuah sebulan yang mudah. tapi lebih tepatnya ini sebulan penuh tekanan, tekanan dimana ga ada yanng bisa gue lakuin slain nangis. Gue akuin, dari awal, gue emang orang yang cengeng, gampang kebawa perasaan, gampang kepengaruh skalipun situasinya bukan situasi yang harus memojokkan gue, awalnya gue pikir gue berlebihan, tapi makin kesini dengan keadaan dan tekanan yang terus gue hadepin, gue ga ngerasa itu berlebihan.
Gue adalah tipikal orang yang amat sangat totalitas dan memprioritaskan sebuah hubungan. secara kasat mata itu bagus, tapi makin kesini sifat gue yang ga bisa gue kontrol itu malah jadi boomerang, dan nyiksa gue "sendirian"
kaya yang uda pernah gue critain sebelumnya tentang "PRIORITAS"
coba kita flashback dari masalah pertama gue, dan hubungan gue dengan dia (anak emas) yang secara kasat mata masih sangat baik baik aja, tiba tiba tanpa gue tau apa apa sebelumnya, jadi penuh tekanan, tekanan mulai dari adek dia sms gue, dengan nada ancaman yang intinya "keluarga" mereka ga suka sama keberadaan dan hubungan gue, jujur mulai dari situ gue mulai bener bener ati atii banget dalam berhubungan dengan si anak emas. gue takut keluarganya mikir hubungan "sayang sayangan (lewat sms) yang tercipta dari gue untuk dia ataupun sebaliknya bawa pengaruh buruk untuk anak emas mereka. Gue mulai kurangin intensitas smsan gue, telfonan pun udah amat jarang, bisa dibilang ga pernah sama sekali lagi. dari situ gue mulai mikir, gue akan bertahan, gue ga mau mundur, gue ga selemah itu.
Dan ternyata, smua langkah gue mendapat peringatan KERAS KEDUA dari keluarga dia, setelah peringatan keras pertama yang awalnya gue ga tau apa apa, dan diapun setelah udah gue pancing pancing buat sharing tentang hubungan kita tetep gamau ngaku, okey gue jalanin semuanya seolah normal, prinsip gue, selagi dia ga membahas apa apa, gue akan tetap stay, perduli setan urusan keluarganya yang terus "merongrong" gue. dan ternyata bener aja, peringatan keras kedua datang, gue diperingatkan dengan bahasa yang sangat "tidak" enak dibaca, dan itu masih gue kacangin, sampe ahirnya datanglah peringatan KERAS KETIGA. waw, gue cool juga ya, sampe ahirnya peringatan keras ketiga baru gue coba untuk tidak mengaacuhkan, gue bales smsnya, gue cuma mau tau "dimana letak salah gue? gue salah apa? kenapa mereka segitu bencinya sama gue?"
AND GUESS WHAT?? mreka gabisa ngejawab..
saabat, aku tau ini berat, tapi percaya deh, semua ada jalan keluarnya, kalian harus tetep berjuang bareng ya sahabat, karena ini gak bisa dilakuin sendiri, masalah ini butuh "kalian", bukan cuma "lo" atau "dia"..
BalasHapus